MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA
MANUSIA DALAM PANDANGAN
PSIKOLOGI AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia merupakan
makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia sering menjadi
perbincangan di berbagai kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi
mengkaji manusia, karya, dan dampak dari karya-karyanya terhadap dirinya
sendiri, masyarakat, dan lingkungan tempat tinggalnya.
Indonesia merupakan
negara yang religius dan memiliki toleransi yang tinggi. Hal ini terbukti
dengan banyaknya agama yang berkembang di Indonesia dan rukunnya kehidupan
antarumat berbeda agama di Indonesia. Islam adalah salah satu agama yang
berkembang di Indonesia dan mayoritas penduduk Indonesia merupakan pemeluk
agama Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk saling berbagi dan menyayangi satu
sama lain, membantu siapapun yang memerlukan bantuan termasuk umat beda agama.
Di mata Alloh SWT, semua manusia adalah sama. Amal dan ibadahnyalah yang
membedakan derajat seorang manusia dengan manusia lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manusia?
2. Apa hakekat manusia itu ?
3. Apa saja peran dan tanggungjawab manusia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari manusia
2. Mengetahui hakekat manusia
3. Mengetahui peran dan tanggungjawab manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manusia
Pengertian manusia dalam Al Qur’an menggunakan
3 kata berikut yaitu :
1.
Basyar
Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali.
Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis tegasnya
memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum,
hubungan seksual dan lain-lain.
2.
Al-insan
Al
– insan dituturkan sampai 65 kali dalam Al-Qur’an yang dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori. Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai
penanggung, kedua al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri
manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir dan ketiga al-insan dihubungkan
dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan non materi. Semua
konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan
spiritual.
3.
An-nas
An-
nas dalam AL Qur’an disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia
sebagai makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku
beriman padahal sebenarnya tidak.
Dari uraian ketiga makna untuk manusia tersebut, dapat disimpulkan
bahwa manusia adalah mahkluk biologis, psikologis dan sosial. Ketiganya harus
dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara seimbang dan
selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah).
Dalam Psikologi, terdapat empat pandangan terhadap manusia yaitu :
1. Psikoanalisis
(Psychoanalysis)
Penentu
dan pendiri psikoanalisis adalah Sigmund freud (1856-1939), menurut dia
kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu Id (dorongan-dorongan
biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan superego (kesadaran
normatif) yang berinteraksi satu sama lain masing-masing memiliki fungsi
dan mekanisme yang khas. Selain itu manusia mempunyai tiga strata
kesadaran:alam sadar (the conscious), alam prasadar (the preconscious), dan
alam tak sadar ( the unconscious) secara dinamis berinteraksi satu dengan
lainnya.
2. Psikologi
Perilaku (Behavior Psychology)
Menurut
B.F. Skinner memandang bahwasanya manusia pada dasaranya dilahirkan tidak
membawa bakat namun semata-mata melakukan respons (tanggapan) terhadap suatu
rangsangan. Behavior memandang manusia itu semuanya sama yaitu apapun jadinya
seseorang satu-satunya yang menentukan adalah lingkungannya.
3. Psikologi
Humanistik (Humanistic Psychology)
Psikologi
Humanistik dipelopori oleh Abraham Maslow. Berpandangan bahwa pada dasarnya
manusia adalah baik, dan potensi manusia tidak terbatas. Pandangan ini sangat
optimistikterhadap upaya pengembangan sumber daya manusia. Sehingga manusia
dipandang sebagai penentu tunggal yang mampu melakukan play God (peran Tuhan)
4. Psikologi
Transpersonal (Transpersonal Psychology)
Psikologi Transpersonal merupakan
kelanjutan Psikologi Humanistik. Aliran ini disusun oleh S.I.Shapiro dan
Denise H.Lajoie. Unsur- unsur yang menjadi telaah Psikologi
Transpersonal:
a. potensi-
potensi luhur (the highest potensials), yaitu transendensi diri, keruhanian,
potensi luhur dan paripurna, pengalaman mistik, pengalaman spiritual dan
sebagainya.
b. Fenomena
keadaan (states of consciousness) manusia adalah pengalaman seseorang melewati
batas- batas kesadaran biasa. Misalnya memasuki alam- alam kebatinan, kesatuan
mistik, komunikasi kebatinan, pengalaman meditasi dan sebagainya.
B. Hakekat Manusia
Hakekat Manusia Menurut
Al-Qur’an sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki
tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki
sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
c. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang
dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
d. Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
e. Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
f. Makhluk Tuhan yang
berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
g. Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
h. Makhluk yang berfikir.
Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban, mencari jwaban
berarti mencari kebenaran.
Dari perspektif psikologi, hakekat
manusia dijelaskan oleh Imam Ghazali, terdapat setidaknya empat unsur kejiwaan
dari manusia yang terdiri dari:
1. Qalbu
Qalbu dimaknai sebagai dua hal yang
berbeda. Ia memiliki definisi secara fisik dan metafisik. Setiap bagian dari
manusia akan memiliki dua makna tersebut. Kita ambil contoh seperti misalnya
jantung. Dari definisi secara fisik, jantung merupakan organ yang terletak di
dalam rongga dada, memiliki struktur otot yang khas dan berfungsi untuk memompa
darah. Itu adalah pengertian secara fisik.
Sementara secara metafisik, jantung
bisa dimaknai sebagai sesuatu yang halus, bersifat ruhaniyah dan ketuhanan.
Istilahnya ia bergerak pun juga karena kehendak Tuhan. Dengan adanya qalbu ini,
maka manusia bisa memaknai apa pun yang ada di sekitarnya sebagai sesuatu yang
memang memiliki pencipta, sehingga sudah hakikatnya manusia harus lebih tahu
dan mengenal banyak hal.
2. Kognisi Ruh
Kognisi ruh sebenarnya memiliki pemahaman yang hampir mirip
dengan qalbu. Manusia memiliki ruh, sebagai sumber dari hidup (bisa disebut
sebagai nyawa). Secara psikologi, ruh ini akan menggerakkan manusia untuk
berbuat dan berperilaku. Jika dikaitkan dengan unsur qalbu, maka setiap
pengertian metafisik dari bagian yang dimiliki oleh manusia pasti mengandung
unsur ruhaniyah itu tadi. Inilah mengapa kemudian psikologi Islam juga
memandang bahwa manusia memiliki ruh atau nyawa yang turut berpengaruh dalam
proses ia berperilaku. (Baca juga.
3. Nafsu
Manusia memiliki nafsu. Ini
merupakan hakikat manusia dalam psikologi islam yang pada dasarnya bisa kita
amati secara langsung, sebab nafsu merupakan bagian dari ambang batas sadar
manusia. Terdapat setidaknya tiga macam jenis nafsu, yaitu nafsu mutmainnah,
nafsu amarah dan nafsu lawwamah. Ketiganya merupakan nafsu yang pasti dimiliki
oleh setiap manusia. Nafsu mutmainnah merujuk pada nafsu yang memberikan
ketenangan batin.
Nafsu amarah merupakan nafsu yang
mendorong pada tindakan negatif. Sementara itu nafsu lawwamah merupakan nafsu
yang membuat manusia sadar terhadap kesalahannya kemudian timbul rasa
penyesalan. Selain bisa diamati dalam bentuk sadar, nafsu juga sebenarnya ada
dalam alam bawah sadar. Qalbu kemudian menjadi wadah dari gejala alam sadar
manusia.
4.
Akal
Hakekat manusia selanjutnya yaitu adanya akal yang dimiliki
oleh manusia. Pemahaman ini tentu saja penting sebab akal adalah bagian yang
membedakan manusia dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Akal membuat manusia
bisa menjadi lebih berpikir tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Akal
juga bisa mendorong manusia untuk senantiasa berbuat kebaikan. Jenis-jenis
motivasi dalam psikologi Islam juga membahas mengenai hal ini. Tanpa
adanya akal, maka manusia mungkin tidak ada bedanya dengan makhluk lain. Unsur
psikologi juga muncul karena manusia memiliki akal ini. Sungguh manusia
merupakan ciptaan Allah yang paling mulia, sehingga sudah seharusnya ia selalu
menggunakan akalnya untuk berpikir dan beribadah kepada-Nya.
C. Peran dan tanggung jawab manusia
Manusia diserahi tugas
hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di
hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas
kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil
atau pengganti yang memegang mandat Allah untuk mewujudkan kemakmuran di muka
bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang
memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
Kekuasaan manusia
sebagai wakil Allah dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Allah baik yang
tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan
alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang
diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta
mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang
diwakilinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis dan
sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya
secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah)
Hakekat Manusia Menurut
Al-Qur’an sebagai berikut :
a.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan
yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan
nasibnya.
c.
Makhluk yang dalam proses
menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
d.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
e.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
f.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
g.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
h.
Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti
mencari jawaban, mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
Menurut Al Ghazali
terdapat 4 unsur dalam mausia yaitu Qalbu, Ruh, Nafsu dan Akal. Tugas dan peran
manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil
Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
B. Saran
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, besar harapan penulis
para pembaca mendapat tambahan pengetahuan mengenai konsep manusia dalam Islam
dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi
seorang manusia yang bersyukur akan anugerah yang diberikan oleh Alloh SWT.
Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang hukum syar’i, semoga
bermanfa’at bagi pembaca pada umumnya dan pada kami pada khususnya. Dan
tentunya makalah ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan, guna memperbaiki makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Didiek Ahmad
Supadie,dkk. op.cit